Wanita Itu..
Dering
telepon memenuhi dan menggema di gedung yang sangat mewah itu. Siapa saja yang
melewati gedung itu, pastilah akan menggeleng-gelengkan kepala. Halaman yang
sangat luas ditambah taman yang ditata dengan sangat rapi. Tak ada yang berani
masuk sembarangan ke rumah itu, karena disetiap sudut ada bodyguard dengan
pakaian serba hitam yang selalu siaga. kecuali orang-orang tertentu alias kerabat
sipemilik gedung itulah yang selalu keluar masuk tanpa harus melapor pada pak
satpam yang ada didekat gerbang.
“Bik..tolong
teleponnya diangkat”
Suara
berwibawa seorang wanita terdengar mengomandokan seseorang untuk mengangkat
telepon. Wanita itu sedang santai menikmati pedicurenya
dengan sebatang kretek terselip diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Lihatlah,
betapa anggunnya jari-jari kurusnya memain-mainkan batang kretek itu diantara
jari telunjuk dan jari tengahnya. Sesekali dia mengetuk punggung kretek itu
dengan perlahan namun sungguh percaya diri. Dia selipkan lagi batang kretek itu
diantara bibirnya yang berbalutkan gincu merah menyala.
“Non..katanya
dia ingin bicara dengan non”
“Emang
siapa Bik?” wanita itu bahkan bertanya tanpa mengaubah posisinya yang setengah
berbaring.
“Maaf..ini
dengan siapa?” pembantu setengah baya itu bertanya dengan yang diseberang
dengan sangat santun. Tapi tampang wanita setengah banya itu berubah sedikit
bingung. Mungkin ada sesuatu yang ganjil.
“Non..katanya
dia hanya ingin bicara pada non..katanya penting”wanita setengah baya itu
mendekat pada wanita itu sambil menutup salah satu bagian telepon.
Wanita
yang sedang memakai handuk bertipe kimono putih itu pun memberi kode agar
telepon itu dipindahkan tangankan padanya. Untuk sesaat hanya ada keheningan,
sepertinya diantara mereka belum ada yang memulai pembicaraan. Sesekali
terdengar siara percikan air. Itu dari arah kaki wanita itu. seorang wanita
muda yang lagi membasuk kakinya. Wanita setengah banya yang baru saja menyerahkan
telepon itu hanya berdiri menatap lantai dibawah kakinya berjarak satu meter
dari wanita itu dan tanpa mengatakan apapun.
“Halo..siapa
disana. Ada keperluan penting apa dengan saya?” wanita ini pun memulai
pembicaraan.
“Halo
tuan putri. Saya pikir seorang tuan putri terhormat tidak pernah mau memulai
pembicaraan. Bagaimana keadaan tuan putri saat ini?”suara dari seberang sana
terdengar sinis dan mengancam.
Wanita
itu pun tiba-tiba mempernaiki posisinya dan memberi kode dengan menggoyangkan
telapak tangannya agar dua wanita yang lagi ada didekatnya segera menjauh saja.
Terlihat kerutan di dahinya sambil menyelidiki suara dari seberang sana. Wanita
itu menghisap dalam-dalam kretek ditangannya sambil memejamkan mata lalu
meng-huh asap putih itu dengan bibir dibulatkan sehinggan asap yang keluar dari
bibir wanita itu berbentuk seperti cincin lalu lenyap di udara lalu menyeruput
minuman disebelahnya. Dan pastinya itu minuman beralkohol.
“Saya
rasa sudah waktunya kamu untuk memulai hidup baru. Hidup sederhana pastinya. Di
ruangan yang sempit, bau, lembab, gelap dan pastinya dihiasi oleh jeruji besi”
Wanita
itu berdehem lalu membenamkan tubuk kretek yang masih tersisa setengah kedalam
asbak. Lalu meneguk minuman beraroma memusingkan bagi yang tidak terbiasa dengan
minuman keras seperti itu.
“Apa
kita pernah saling mengenal?” wanita ini mencoba untuk sopan.
“Bahkan
kamu sudah melupakanku? Melupakan gadis kecil ingusan yang telah kau jual pada
orang yang salah. Kau menjualku pada orang yang berhati mulia. Bukan pada orang
berhati keji sepertimu. Orang itu menyekolahkanku, bahkan menganggapku sebagai
anak mereka. Tidak seperti kau”
“Wah..wah..anak
ingusan ternyata sudah besar dan sudah pintar sekarang? bahkan sudah berani
angkat bicara.”
“Ia..seperti
yang kau katakana, aku sudah pintar. Bahkan pintar sekali.”
“Lalu
apa yang akan kau lakukan padaku anak ingusan?”
“Aku
akan membalas semua kelakuanmu 10 tahun lalu wanita keji”
“Oh..ternyata
kau datang ingin membalaskan dendam? Apakah kau bisa? Hahaha,” tawa wanita itu beraroma
sinis dan memuakkan.
“Aku
tahu tahu semua kejahatanmu. Bahkan semua celotehanmu di Koran itu hanyalah
akal-akalanmu saja. Aktingmu sungguh memukau. Lidahmu sangat pasih memutar
kalimat. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Berapa banyak
wartawan yang kau suap ha ?”
“Setelah
kau bunuh ibu ayahku, dan saat kasusmu hampir tercium polisi, kau langsung
bersandiwara dan pura-pura menyuruh polisi mencari sipembunuh. Dan
polisi-polisi tolol itu telah kau suap sebelumnya. Lalu kau mengundang wartawan
dan kau mulai bersilat lidah, kau bilang pada mereka kalau kau sangat sedih
dengan kejadian ini. Kakak kandungmu terbunuh dengan tak wajar di malam hari.
Dan kau akan ambil alih padaku. Kau akan menyekolahkanku karena kau peduli
padaku, bahkan sudah menganggapku sebagai putrimu. Tapi apa yang kau lakukan
?kau menjualku dan kau bilang pada wartawan kalau kau menyekolahkanku di luar
negri. Sungguh kau wanita keji.
“Bukankah
kau seharusnya berterimakasih padaku ? karena kau tidak kukirim ke akherat bersamaan
dengan orangtuamu yang sangat kau cintai itu. Bahkan kau kuberi kesempatan
menikmati aroma dunia ini”
Cuihh..
tampaknya suara dari seberang sana memuntahkan liurnya.
“Oh..aku hampir lupa. Kalau ibumu adalah
saudara kandungku. Tapi itu dulu. Sebelum semua warta warisan dijatuhkan
padanya. Tak ada cara lain untuk
mendapatkan warisan dari ibumu kecuali membunuhnya. Juga ayahmu yang sok suci
itu. Aku menyesal tidak mengantarkanmu bersamaan dengan mereka.”
“Jaga
mulutmu wanita tak tau sopan-santun. Sudah kuduga, kalau kau emang punya
kelainan jiwa. Dan dugaanku benar.”
“Haha..tau
apa kau tentang kelainan jiwa anak kecil?
“Ohh..baiklah.
aku bisa taruhan kalau yang sedang kau hisap itu bukan kretek biasa”
“Hmm..isinya
ganja. Lalu apa yang ingin kau lakukan dengan ini ?
“Ya..aku
tahu, tanteku satu-satunya yang kupunya, yang gak punya hati nurani adalah
pengedar ganja.bukan begitu? Dan dia berhubungan dengan seorang lelaki koruptor
yang tadi pagi dijebloskan ke penjara. Aku yakin kau akan menyusul dengannya disana. Cepat atau lambat.
Oleh karena itu, aku peringatkan agar tante segera mengepak seluruh harta benda
yang bisa dikepak. Puas-puasi menghisap kretek yang ditanganmu itu. karena
nanti kau akan dibawa kerumah barumu. Dan itu atas perintahku. Oh ya..kejahatan
masa lalumu sudah ada bukti yang kuat dimana kau adalah seorang pembunuh
berdarah dingin yang membunuh saudara kandung hanya demi harta warisan.
“Jaga
omonganmu bocah tengik.”suara wanita itu terdengar meninggi dan bercampur emosi.
“Bagaimana
kau tahu semua tentangku. Dan bagaimana mungkin Alex ketahuan kalau dia adalah
seorang koruptor dan sudah berada dalam tahanan. Itu tak mungkin.”
“Haha..dalam
hitungan detik mungkin kau juga akan bernasib sama dengannya tuan putri.
Bersiap-siaplah”
Tut…tut..telepon
terputus. Wanita itu langsung membanting telepon yang ditangannya hingga
terpelanting jauh. Ada kepanikan dalam dirinya. Tubuhnya gemetar. Dia hisap
dalam-dalam kretek bercampur ganja itu. wanita itu menjabak rambutnya sendiri
dan dari mulutnya keluar maki-makian. Saat itu juga polisi masuk kerumahnya dan
langsung menyeretnya kepenjara.
Itu..wanita
yang berada dibalik telepon barusan. Wanita berbadan tegap berseragam polisi.
Dia adalah kemenakan wanita bengis yang hidup sebatangkara. Demi tugas Negara,
dia jebloskan tantenya kepenjara sekaligus membalaskan dendamnya. Ada rasa
senang sekaligus sedih terpancar dari mata bulat wanita berambut pendek itu.
anggreyan^^
Comments
Post a Comment