Posts

Showing posts from April, 2020

Itawon Class Ep.1

Image
Park Saeroyi dan beberapa temannya sedang mendapat hukuman dari guru kelasnya. Hari itu menjadi hari terakhirnya di SMA Hangeung, Saeroyi harus pindah sekolah ke SMA Gwangjin karena ayahnya berpindah tugas ke kota Pajin. Ayah Saeroyi adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan dan sekaligus sebagai penanggungjawab untuk sebuah panti asuhan. Di panti tersebut, seorang gadis bernama oh Soo ra yang telah dia anggap sebagai putrinya sendiri dan berjanji akan mebiayainya selama masa kuliahnya. Karena ayah saeroyi pindah tugas, terpaksa dia juga ikut pindah bersama ayahnya. Di sekolah barunya ia bertemu dengan Oh Soora. Sebenarnya ini bukan pertemuan pertama mereka, pertemuan pertama telah menumbuhkan kesan kurang enak, tapi nasib mempertemukan mereka dan guru menyuruh mereka duduk bersebelahan. Tidak ada pilihan. Di sela-sela pelajaran, seorang anak laki-laki berambut pirang tiba-tiba membuat onar kelas. Lelaki berambut pirang itu berbuat kasar pada anak laki-laki lainnya. Memuku

Kolak Pisang Suka-suka

Image
Dimasa pandemi ini, yang terpenting adalah hidup. Selama anda hidup, yang lain-lain tidak jadi masalah. Lantas untuk hidup harus apa? Ya harus makan donggg... Baiqe lah, disini saya akan kasih resep memasak kolak pisang seadanya. Sediakan dulu alat & bahannya. Yang ada di dapur saja pokoknya. Alat: kompor, panci, pisau, dkk. Bahan: pisang, kelapa, gula merah, gula pasir, jahe, garam, air, dan tepung. (Kalau di dapur anda ada kulit manis & daun pandan, tentu lebih baik, biar aromanya enak) Cara memasak. 1. Didihkan gula merah & gula pasir, tambahkan sedikit garam dan jahe yang digeprek. 2. Tambahkan air pada tepung, lalu masukkan pada air gula yang telah mendidih seukuran sendok makan. 3. Tambahkan pisang yang telah dipotong-potong. 4. Masukkan air santan sambil diaduk-aduk. 5. Tunggu hingga mendidih, kolak pisang siap dihidangkan. Semoga kolak pisangnya dapat menambah imun dan kebahagiaan anda, sehingga dapat melawan si virus jahat ini.

Pandu Anak Buangan

Image
Buku dengan judul cerita dari Digul berisi tulisan eks digulis yang dikumpulkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Buku ini berisi lima cerita, salah satunya berjudul Pandu Anak Buangan oleh Abdoe’lXarim M.s. Menurut Pram, hingga tahun 1945 hanya inilah karya sastra satu-satunya yang bertemakan psikologi. Secara personal, saya merasa seolah-olah kehilangan hal yang cukup berarti hingga berhari-hari setelah membaca cerita ini. Demikian saya tuliskan potongan/ringkasan cerita Pandu Anak Buangan *** Pandu, seorang anak dari ayah dan ibunya yang biasa saja, tinggal di suatu kampung dalam daerah Madiun. Pada tahun 1918 Bung Pandu berumur 14 tahun setelah tamat dari sekolahnya yang tidak menggunakan bahasa Belanda, Pandu mendapatkan pekerjaan magang yang tak bergaji di kantor wedana. Bukan karena kepintarannya, namun karena pertolongan salah satu kenalan ayahnya. (wedana= kepala pemerintahan pribumi di distrik) Di tahun 1921, tiga tahun sudah lamanya Bung Pandu menjadi magang dan tak bergaji.

Rumah

Anak muda di usia 20an nya, hanya karir lah yang menjadi prioritas hidup. Lalu bagaimana saat karir harus rela dilepas? Hanya ada setres, hilang, gelap, seolah-olah tidak bermasa depan lagi. Jika akan mengetahui konsekuensi seperti itu, kenapa sok berani melepas karir yg didewa2kan itu? Oke, akan saya perjelas sedikit. Semenjak semakin maraknya berita mengenai covid19, kepanikan pada orang2 juga bertambah. Sama halnya dengan ibu saya. Saya dilarang bekerja, karna takut akan terkena virus. Sudah dijelaskan panjang lebar bahwa saya bisa untuk jaga diri. Tapi dimasa-masa kalut seseorang, biasanya ia susah mencerna pendapat orang lain. Saya rasa ibu saya bahkan sudah di tahap lebay karna menyuruh saya untuk resign karna kantor saya tidak menerapkan wfh. Saya pun memutuskan untuk resign sesuai maunya. Pulang ke rumah dengan status pengangguran. Biarlah sekali ini saya coba nurut padanya. Saya seperti anak sapi yg digirik tuannya masuk kandang, padahal masih pengen main di luar, karna