terlahir seperti ini

Aku menyadarinya. Aku dilahirkan menjadi seorang yang berwajah tampan. Setiap hari cermin dikamarkan membisikkan padaku kalau kian lama, wajahku kian mempesona. Kau lihat mereka ? gadis-gadis itu selalu ingin berada di dekatku. Mereka akan merasa hidupnya tak berarti tanpaku. Mungkin sebagian dari mereka menganggap aku sombong karena memiliki wajah tampan dan tak pernah menggubris mereka. * Aku terbiasa menuruti perintah ibuku. Bagiku ibu adalah Tuhan yang terlihat. Tak pernah sekalipun aku melawan pada ibu, tak pernah sekalipun aku berbohong pada ibu. Aku sangat sayang pada ibu. Kau lihatkan, setiap hari ibu mencium keningku. Itu berarti ia berharap padaku agar aku tumbuh menjadi lelaki dewasa. Setiap hari ibu tersenyum riang jika melihatku. Ibu seperti tak pernah memiliki beban jika ia bersamaku. Kurasa kau juga pernah mendengar ketika ibu bilang, kalau aku adalah surganya. Jadi tak mungkin ibu merasa hidup ini sangat berat kalau ia sedang bersamaku. Semua terasa indah. Kau tahu, ini membuatku semakin merasa sulit. Bukan berarti aku tak mensyukuri. Aku mensyukuri semuanya. Wajah tampan, otak yang cemerlang, memiliki ibu yang sangat pengertian, apa lagi yang kubutuhkan ? tak banyak orang tahu masalah ini. Kuharap ibuku juga tak pernah tahu. Aku takut, ia akan merasa sakit. Aku tak ingin menyakitinya. Kau kenal Raka ? ya..dia teman sepermainanku. Dia juga teman sebangkuku sewaktu kami SMA. Kata teman-teman disekolah, kami seperti orang kembar. Kami memiliki banyak kesamaan. Pastinya sama-sama cool. Semua cewek melirik kami. Raka memang cool. Tapi aku tidak. Aku hanya kelihatan cool. Kau tahu kenapa ? Karena Raka memang lelaki. Dan ia memiliki prinsip yang kuat. Ia seorang yang pemberani. Tak sepertiku. Ia berani mengakui pada dirinya sendiri, bahkan mengakuinya pada banyak orang. * Aku hanya tak ingin ibuku merasa terluka jika mengetahui ini semua. Kau tahu kan? Saat ibuku mengandung tujuh bulan, ayahku pergi mencari kayu bakar ke hutan dan tak pernah kembali hingga saat ini. Setiap hari ibuku menunggu kedatangan ayahku, tapi tak pernah kembali. Sampai aku lahir, sampai aku seperti sekarang ini. Ibu harus membesarkan dan membiayaiku seorang diri. Tak ingin aku melihat ibu menderita, apalagi alasan ia menderita karenaku. Berkali-kali Raka meyakinkanku. Berkali-kali Raka menjelelaskan kalau aku harus menerima keadaan dan memberitahu pada dunia. Mau sampai kapan aku mengenakan topeng ini. Kau lihat sekarang, ibuku sakit-sakita. Umurnya memang sudah banyak. Ia pernah memintaku untuk menikah dengan gadis yang baik hatinya. Kau tahu, ini permintaan yang sangat berat bagiku. Tapi aku tak bisa menolak kemauan ibuku. Aku telah membuat daftar cewek-cewek yang menurutku memiliki hati yang baik. Aku telah membuat jadwal untuk bertemu mereka. aku telah menemui mereka satu persatu. Tapi tak satupun dari mereka yang menarik hatiku. Kau lihat cincin yang melingkar di jari manisku? Telah bertahun-tahun cincin ini menjadi milikku. Ia lah sebenarnya orang yang membuat hidupku terasa hidup. Tapi aku tahu ini hal yang tak mungkin diteruskan. Memang tak ada lagi hubungan diantara kami, tapi aku tak akan pernah menghapusnya. * Penyakit ibuku semakin parah. Sebentar lagi aku akan menjadi sebatang kara. Kau tahu, hal yang paling mengejutkanku ? selama ini, ibuku telah mengetahu semua tentangku. Entahlah. Aku merasa telah menyakitinya. Aku sangat merasa bersalah. Ibuku tak marah padaku. Ia hanya berharap aku bisa sembuh. Aku menikahi seorang gadis yang baik hati. Berharap hidupku bisa berubah. Berharap aku benar-benar menjadi lelaki dewasa. Dan berharap ibuku bisa tersenyum dari surga. Lima tahun menikah, kami tak dikaruniai anak. Pikiranku masih sering melayang padanya. Dia yang pemberani. Kucarikan seorang lelaki dewasa pada istriku. Kusuruh mereka menikah dan berharap mereka memiliki hidup yang bahagia. Kumantapkan hatiku, aku ingin mencari Raka. Karena ialah yang membuatku merasa hidup. Mungkin menurutmu ini aneh. Ini pelanggaran. Pelanggaran terhadap agama, moral, undang-undang, semuanya. Pelanggaran terhadap semuanya. Tapi kau tahu satu hal ? bukan aku yang menginginkan untuk terlahir menjadi seperti ini. Aku ingin terlahir menjadi lelaki normal seperti kalian. Bisa saling mencintai dengan lawan jenis. Aku juga telah berusaha menjadi normal, menjadi sempurna, menjadi lelaki seutuhnya seperti kalian. kau lihat, bahkan aku telah beristri. Kau tahu, betapa tersiksanya hatiku. Setiap hari ia berontak. Setiap hari aku meyakinkannya kalau semuanya akan baik-baik saja. Sekarang waktunya. Aku ingin menemui Raka. Aku ingin membuka topeng yang selama ini kupakai. Tak ada yang bisa disalahkan. Bukan aku yang menginginkannya, bukan aku yang membuatnya. Aku terlahir seperti ini. Aku telah berusaha untuk normal, tapi memang aku telah dilahirkan untuk menjadi seperti ini. Akan kutemui Raka.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Metode Jalur Kritis

Pengalengan Maret 2022