Setelah yang pertama
Aku percayai itu. Kalau ada yang pertama,
pasti ada yang kedua, ketiga, keempat, dan kesekian.
Setahun yang lalu, aku bertemu dengan
brantas di jawa timur. Aku menangis disisinya. Menangis sampai sangat
terisak-isak. Waktu itu malam hari. Keadaan sepi. Di sebelahku ada temanku.
Tapi ia tahu, saat itu suasana hatiku sedang tidak baik. Jadi ia biarkan aku
menangis sampai aku merasa baikan. Kau juga tahu itu kan ? menangis tak akan
menyelesaikan masalah, tapi setidaknya itu bisa memperbaiki suasana hatimu yang
sedang buruk.
Aku berpikir, brantas tak melihatku saat
aku sedang menangis. Ia diam saja. Tak mengatakan apa-apa saat aku pakai
badannya untuk menangis. Itu berarti ia tak tahu kalau malam itu aku berada
disana.
Mungkin ini yang pertama dan terakhir aku
kesini. Dalam benakku demikian. Tak terfikir akan kembali lagi ke brantas.
Setahun setelahnya, aku kembali. Ntahlah,
aku yang rindu padanya atau dia yang selalu memanggil-manggilku untuk mencoba
menunjukkan diri padanya. Kali ini aku
datang di pagi hari. Masih dengan hati yang sedikit buruk, tapi tak seburuk
tahun lalu. Setidaknya brantas dapat melihat dengan jelas sosokku.
Aku telah menjalani yang pertama dan yang
kedua. Aku tak berharap ini akan jadi pertemuan trakhir dan juga tak berharap
banyak pada pertemuan ketiga. Yang pasti setelah yang pertama, pasti ada yang
selanjutnya.
**
Kalau kau tak pernah mengenal yang pertama,
aku rasa tak akan ada yang kedua, yang ketiga, dan yang kesekian bagimu.
Kalau kesempatan pertamamu terlewatkan, kau
masih punya kesempatan kedua, ketiga, dan kesekian.
Yang pasti, yang pertama, yang kedua, yang
ketiga dan yang kesekian, tak akan ada yang persis. Mereka memiliki kebaikan
masing-masing yang akan membawamu ke tujuan akhir.
Hanya masalah waktu dan bagaimana kau mempertemukan
dirimu dengan mereka. Apakah kau ingin yang pertama atau yang setelahnya.
foto-foto bertemu brantas untuk kedua kalinya..yang pertama gak ada foto..))
Comments
Post a Comment