n I was wrong

Awalnya aku berfikir hidup itu hanya sekali. Yaitu when i was child. Saat aku masih kanak-kanak. Aku bisa merasakan hidup yang sebenarnya. Semua berjalan natural. Tak ada kepura-puraan.

Aku tak banyak tahu masalah neko-neko. Aku benar-benar bisa menjalani hidup yang sebenarnya. Tertawa karena hal yang lucu dan menangis karena hal yang sedih.

Semakin aku beranjak dewasa, semakin aku meninggalkan kehidupan itu. Dan kini aku mati. Bahkan sering sekali aku tak tahu apa yang kini sedang aku jalani, apa yang sedang terjadi padaku. Terlalu banyak 'permak' di hidup sekarang.

Tak ada yang sesuai. Antara Sebenarnya dan yang terlihat. Terlalu pintar untuk mengemas. Tertawa, menagis, tersenyum, semua dilakukan hanya agar terlihat apik dari luar. Yang tahu makna itu semua hanya yang sedang mengalaminya. Benar, Hidup itu memang hanya sekali, thats when i was child.


Kau tau, kemarin aku merasa hidup lagi. Apakah aku bangkit dari kematianku ? ntahlah.
Sekarang, saat ini, aku mau bilang bahwa hidup itu berkali-kali. Aku serius. Aku mengalaminya.

Kau akan hidup jika hatimu sedang bersuka. Kau akan hidup jika kau berada di lingkup orang-orang yang mencintaimu, di lingkup orang2/hal-hal yang kau cintai.
Jangan ada kepura-puraan. Jalani dengan tulus.



Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Metode Jalur Kritis

Pengalengan Maret 2022