Standar Hidup (yg gila)



Hari-hari ini sangat melelahkan. Dilelahkan oleh segala hal. Aku berkata seperti ini, ‘dilelahkan oleh segala hal’ kedengarannya jadi seperti keluhan bukan ?? apa aku sedang mengeluh ? apa aku suka mengeluh ? mungkin kalian-kalian akan bilang,” kau harusnya bersyukur”, “jangan terlalu mengeluh, sebelum yang ada sekarang lenyap karena terlalu dikeluhkan”,

Benar. Kalian benar, harusnya aku lebih bersyukur. Tapi coba kalian lihat hidup yang sekarang. Benar-benar melelahkan. Standar hidup sudah sangat tinggi. Sebelumnya aku tak pernah memikirkan standar hidup itu, tapi kenapa sekarang orang-orang berlomba membuat standat hidup itu lebih tinggi-lebih tinggi-dan lebih tinggi lagi ? hal yang sangat tidak perlu menjadi kebutuhan pokok, hal-hal standar diganti dengan yang wah. Dari bayi hingga lansia tak ada yang ingin ketinggalan. Sebenernya aku tak ingin terlibat dalam hal ini. Tapi…

Lihat saja, bayi perempuan yang baru melek sudah “harus” dipakaikan bando. Hey, apa rambut bayi begitu mengganggunya sehingga harus ditambahkan bando padanya ? ataukah agar si bayi ini langsung dikenali jenis kelaminnya tanpa orang lain bertanya ? yaelah...bukan alesan yang pas. Percakapan orang-orang menanyakan jenis kelamin bayimu, atau sudah berapa usianya, itu hal yang menyenangkan, bukan ditutupi. Oke, kembali pada bandi. Jika keadaan seperti ini terjadi pada keluarga orang kaya mungkin tidak masalah. Bisa jadi pundi-pundi uang mereka tidak akan habis tujuh turunan walau menghabiskan 1 koper lembaran seratus ribuan perbulannya. Tapi bagaimana dengan orang lain yang keuangannya biasa aja, karena hampir seluruh bayi perempuan dikasih bando di usianya yang baru hitungan hari, mau-tidak mau si ibu akan berusaha membelikan bando pada bayinya. Jika dipikir-pikir uang utuk membeli bando yang sekarang, kenapa tidak di simpan saja, lalu belikan bando pada bayimu saat dia masuk TK, bukankah itu lebih masuk akal ?

Ibu-ibu tua (nenek-nenek) yang usianya 50 tahunpun akan berusaha terlihat muda seperti wanita 30an dengan perawatan yang super mahal. Ini ada apa ? emang harus ? harus banget ? ya…harusnya cukup bersih, rapi, dan sehat.

Nah, ini itu tadi..karena gaya orang hidup sekitar. Saat kita tidak butuhpun, karena sesuatu itu sudah sangat lumrah, dan menjadi semacam kebiasaan, lama-lama menjadi keharusan, dan kita yang tidak terlalu paham apa-apa, pasti akan hanya mengikuti arus orang banyak.

Lihat..merek baju yang dipakai oleh orang-orang, merek sepatu, merek lipstick, mereka pasti berusaha menyamai dengan yang dipakai oleh orang-orang terkenal. Mungkin mereka sedang menyamakan standar hidup mereka dengan orang-orang terkelan di luar sana. Jangan tanya, harga sepasang sepatu anak kuliahan jaman sekarang, diatas 500rb sudah biasa. Waw..aku gak banyak komentar. Lipstick tak jarang harganya 200rb. Waw..aku juga gak akan komentar.

Ini yang aku bilang melelahkan. Melelahkan melihat gaya hidup orang-orang yang berusaha membuat standar hidupnya sama dengan orang lain (biasanya artis). Aku sih gak terlibat, hanya melihat. Melihatnya saja sudah melelahkan.
Mereka berusaha meninggikan standar hidupnya dengan menempelkan barang-barang mahal dibadannya. Tapi apa ia ? begitu caranya ? tapi karena kebanyakan orang-orang berlaku seperti itu, ya..seperti itu keadaan sekarang. Bukan standar cara pikir ataupun cara pandang yang ditingkatkan. Kalau otak-otak anak muda sekarang di bedah dan seandainya isinya bisa kita terjemahkan, tidak akan heran jika isinya pasti mengenai model fashion, tempat hangout, make-up, dll. Pokoknya semua hal yang merupakan kebutuhan tersier. Tapi kebutuhan tersier itu berubah fungsi menjadi kebutuhan pokok bagi mereka.

Aku rasa, bagi orang yang masih berpikir rasional ini melihat gaya hidup seperti ini melelahkan. Melelahkan.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Pengalengan Maret 2022

Ke -Bandung