Pengumbar-lah, Serakah-lah, ...
Aku rasa memang sudah tabiat kami manusia menjadi serakah,
menjadi suka mengumbar. Hal ini alamiah, tanpa diajarkanpun kami akan mahir
jika sudah waktunya. Sayangnya sekarang ini, justru tabiat-tabiat aneh ini
tidak hanya diajarkan, tapi ditularkan sejak dari bayi.
(umbar-bar-bar-bar)
Bukan hanya selebritis lagi yang senang tampil di depan public.
Semua orang, berusaha mengenalkan dirinya pada dunia. Popularitas/ketenaran
menjadi kepuasan tersendiri. Suka mengumbar. Semua hal di umbar, jika tak
memiliki hal positif, hal negative pun di umbar selama itu membuat diri mereka
dilirik banyak orang. Social media begitu menjamur. Hampir tiap orang memiliki
minimal 3 akun social media dan semuanya aktif. Isinya apa ? semua hampir sama.
Foto yang menunjukkan kecantikan/kegantengan. Aku rasa social media tersebut
tidak lagi hanya sebagai penyimpan kenangan (layaknya album foto), tapi untuk
pamer berharap orang lain akan menyukaimu. Karena sekarang ini, sangat jelas
orang-orang terlalu mencintai diri sendiri. Kalo gak percaya, buka aja galeri
HP orang disebelah kalian. Ratusan foto selfie dengan cara senyum yang hampir
persis. Selain foto, akun sosmed tersebut biasanya status-status yang menarik
perhatian. Kadang tanpa sengaja, ketololan sendiri pun diumbar pada dunia.
(serakah-kah-kah-kah)
Simpelnya saja, satu HP pasti cukup untuk satu orang. Apalagi fitur-fitur
didalamnya, semuanya sama. Harga 1 juta dengan harga yang berjuta-juta. Tapi apa
yang terjadi di lapangan ? tak jarang orang-orang memiliki lebih dari 1 HP,
ditambah tablet, plus laptop. Untuk menghubungi kerabat, ataupun partner kerja,
atau siapapun itu, tidakkah bisa dengan HP yang sama ? tidakkah cukup 1 HP
walaupun kau punya 1000 daftar orang yang harus kau hubungi setiap harinya ?
ini contoh yang sangat kecil. Lebih kecil dari titik. Tapi itu saja sudah cukup
untuk menggambarkan bagaimana orang-orang membiasakan diri mereka serakah. Dan serakah
menjadi hal yang biasa dan dapat diterima oleh siapapun.
Comments
Post a Comment