one another step.
Ditulisan
sebelumnya, aku menceritakan betapa apesnya aku dibanding mahasiswa lain. Hanya
minta ttd tapi sulitnya minta ampun. Lebih dari sebulan hanya berkutat di satu
malasah itu. Mahasiswa lain sama sekali tidak punya masalah seperti yang aku
alami ini. Bahkan teman-teman yang ujian setelah akupun, sudah kelar urusannya.
Udah daftar yudisium.
Satu
minggu aku mengurung diri di kamar, berdoa sambil nangis, kadang keluar juga
umpatan-umpatan untuk dosen itu karena aku merasa kesal. Kesal banget. Gak Cuma
sekali dua kali aku merasa hal ini sungguh gak adil. Sama sekali gak adil.
Kenapa aku yang dipersulit ? jadwal daftar yudisium tinggal 2 minggu lagi.
Itupun udah kepotong 3 hari. Karena hari ini udah hari rabu. Aku benar-benar
pasrah. Hidupku dipenuhi dengan rasa takut, khawatir, takut, khawatir, sampai
sampai aku lupa sama kesehatanku. Alhasil sekarang lagi batuk, tenggorokan
gatel, pusing dan segala macam.
Sebenarnya
kami (Kristen) diajarkan untuk tidak khawatir, untuk jangan takut. Karena semua
ada waktunya. Waktu yang terbaik adalah waktu Tuhan. Kita hanya perlu memberi
yang terbaik, maka Tuhan akan campur tangan untuk hasil yang terbaik juga.
Terkadang
aku berpikir, apakah aku udah kehilangan akal sehatku ? apakah aku masih tetap
beriman kepadaNya ? kenapa rasa khawatir dan rasa takutku terkadang melampaui
pengharapan kepadaNya ? tapi itulah aku, aku manusia biasa yang leemaaaah.
Banyak mengikuti keinginan daging. Aku sampe sakit karena stress dengan masalah
ini. Aku mengandalkan Tuhan tapi rasanya masih setengah-setengah.
Tadi
pagi aku ke kampus dengan memberanikan diri untuk minta ttd dosen tersebut.
Karena teman satu kelasku ketepatan ada yang ujian, jadi nimbrung sekalian
ngasi ucapan selamat dulu. Aku tiba di kampus jam 11. Nongkrong plus
bla-bla-bla gak kerasa udah jam 2. Walaupun ngobrol dengan orang-orang,
pikiranku masih tertuju sama kajur. Apakah aku berani minta ttd ? gimana kalo
masih di tolak ? apa aku masih siap menerima penolakan yang kesekian kali ? aku
rasa-rasa mungkin ini sudah yang kesepuluh kali ? temen-temenku memberiku
dorongan keberanian. Mereka bilang, gpp.
Temuin aja. Moodnya lagi bagus. Tapi tetap aja, aku takut. Takut di
dimarah-marahi, takut gk di kasih ttd. Bukan takut sama orangnya. Ke orangnya
lebih ke mal*s kali ya..
Jam
udah menunjukkan tengah 3. Aku pasrah. Aku gak yakin apakah aku akan
mendapatkan apa yang aku inginkan. Terserah, di kasi ttd atau gk, yang pasti
hari ini aku ke kampus gk sia-sia. Aku berpikiran gitu. Walaupun sebenarnya
rasa khawatir dan rasa takut melebihi keberanianku.
Jenggg…..jenggg…
Aku
dikasih ttd. Rasanya hhhmmmmm. Menyenangkan yang pasti. Mungkin orang lain
dengan gampang dapetin ttd bebas teori ini. Tapi gak denganku.
Aku
ngeliat, gak satupun mahasiswa yang punya kesulitan yang persis denganku.
Makanya, memang benar kesulitan tiap orang itu beda. Pasti beda.
Aku
juga berpikir, mungkin inilah waktuNya ? karena waktu Tuhan adalah waktu yang
terbaik. Dia izinkan ini terjadi, berarti ada maksud. Aku lihat bahwa disaat
terpurukku pun, aku hanya bisa memanggil namaNya. Saat di kepalaku terlintas
pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah
Tuhan gak sayang samaku ? kenapa ini dibiarkan terjadi ? kalo aku gak bisa
sampai disana tepat waktu aku akan mengecewakan orangtuaku. Tapi aku tetap
berusaha mengatakan pada diriku bahwa Tuhan itu baik. Aku juga percaya bahwa
doa-doa orang disekitarku juga membantuku untuk menyelesaikan masalah ini
Mungkin
jika kita melihat masalah orang lain, itu tampak sepele. Tapi bagi dia yang
menjalani bisa jadi sudah sangat ngos-ngosan dan sampai jungkir balik ngadepin
masalah itu. Jadi aku kira, tiap orang punya masalah. Kita orang-orang terdekat
perlu peka. Kalo kita gak pintar dalam memotivasi, paling gak kita mendokannya.
Kita mendokannya agar tetap kuat. Kuat ? ia…dalam minggu-minggu ini, banyak hal
yang terlintas dikepaku. Aku berpikir, bagaimana dengan orang yang
kepribadiannya sangat-sangat-sangat introvert dipertemukan dengan masalah yang
rumit. Karena sudah sangat tertekan, bisa jadi jalan pintas atau menyakiti diri
sendiri yang akan dia lakukan. Aku pribadi yang introvert, tapi beruntungnya
aku masih memiliki orang-orang yang mensuportku dan dikepalaku masih jelas
kalau Tuhan akan selalu bersamaku di dalam segala hal. Doa. Doa itu penting. Doa
bisa mengubahkan hati orang-orang yang bermasalah denganmu. So..jangan hanya
doakan dirimu. Tapi doakan segala hal yang berhubungan denganmu, orang-orang
sekitarmu.
Dannn….walapun
ttd udah dapet, bukan berarti urusan udah kelar semua. Masih ada beberapa tahap
lagi untuk finish daftar yudisium. Hari-hari rasanya berjalan lebih cepat dari
biasanya. Berharap aku finish tepat waktu. Semoga kekejar. Semoga kekejar. Semoga
kekejar. Berdoa dan berusaha. Berdoa dan berusaha. Berdoa dan berusaha. Aminnn.
Comments
Post a Comment