aneh, lucu, ngerii



Tadi pagi bangun sekitar setengah 6. Bersyukur karna masih bisa bernapas, sisa batuk kemaren masih ada sedikit-sedikit. Setelah itu, aku buka HPku, dan liat berita-berita yang lagi heboh di medsos. Ada satu berita yang bikin aku jadi sedikit takut. Wah, baru bangun belum beranjak dari kasur udah ketakutan.

Berita online itu menuliskan bahwa ada satu mahasiswa yang sedang bermasalah dengan dosennya. Intinya, dia melayangkan ketidaksenangannya/protesnya melalui medsos terhadap dosen tersebut karena satu hal. Sang dosen tidak terima dengan perlakuan si mahasiswa. Singkat cerita, yang bikin aku takut adalahhhh…sepertinya si mahasiswa ada kemungkinan akan dipenjarakan. Karena pencemaran nama baik (sepertinyaa. Lebih jelasnya searh di google).

Kenapa aku yang takut ?
Kan bukan aku si mahasiswa tersebut. Nahhh…ini dia masalahnya. Aku juga pernah menulis hal yang sama. Tapi gak persis. Intinya, aku juga pernah mengalami hal yang kurang mengenakkan dengan dosenku. Karena aku punya kesenangan untuk menulis, lalu aku curahkanlah apa yang aku rasakan/alami ke dalam tulisanku. Dan aku upload di blog pribadi.

Aku pikir yahh…gak ada salahnya kalau kita berpendapat tentang sesuatu. Atau apa salahnya kalau aku cerita hal yang aku alami dengan teman-teman. Sama halnya dengan blog ini. Aku merasa blog ini temanku. Itu sebabnya aku cerita.

Aku juga jadi berpikir, bersuara tak segampang mengeluarkan suara. Kita harus liat kepada siapa suara itu kita tujukan. Sepertinya memang bersuara itu bebas.

bebas”. bukan” BEBAS”.
karena “bebas” ADA TAPINYA. Kalau “BEBAS”, GAK ADA TAPINYA.

Apapun itu, orang besar akan selalu menang. Orang kecil akan selalu ngesot dibelakang.

Kalau kita bicara masalah benar dan salah, aku rasa gak ada hubungannya dengan orang besar dan orang kecil. itu yang seharusnya. Tapi kenyataannya tidak. Jika orang besar bilang satu hal itu benar, maka benarlah. Tapi jika orang kecil bilang itu benar, sedangkan orang besar tidak sependapat maka pilihan terbaik adalah ikut apa kata orang besar. Jika kau (orang kecil) tak ingin berada dalam masalah, haruslah demikian. Aku rasa itulah kebenarannya.

Mungkin ada orang yang rela mati demi kebenaran. Tapi faktanya, untuk mati aja banyak yang harus dipertimbangkan. Karena harus memikirkan nasib orang-orang yang menyayangimu. Masakkan kau merelakan hidupmu demi 1 hal dan meninggalkan orang-orangmu sengsara seumur hidup ?

Mungkin dan pasti, ada kepuasan dan ada kesenangan sendiri jika bisa kompeten untuk menjaga kebenaran itu hingga akhir. Tapi susah, dan kita-kita akan lebih sering menjadi “luweh” ikut arus aja. Selama aku tidak terlalu dirugikan, aku bisa menjalani hari-hariku paling gak sekian hari lagi.
 Aneh, lucu, ngeri. Aneh, lucu, ngeri.

Oh iaa…bloggku yang aku tulis beberapa waktu lalu, yang isinya tentang aku dan dosenku itu udah aku hapus. Karena takut setelah baca artikel dan setelah minta saran dari teman. Nahhh,..inilah kebenarannya. Inilah realitanya. Mungkin ada yang bilang, kalau memang itu benar bawa hingga akhir, agar jadi berarti. Kalu Cuma mentok di tengah jalan akan sia-sia. But…inilah nyatanya guys…aku juga masih punya rasa takut, punya rasa khawatir. This is reality. Aneh, lucu, dan ngeriii.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Metode Jalur Kritis

Pengalengan Maret 2022