Pengelaman Mengenal R.A Kartini
Sebenarnya saya
menulis ini begitu selesai makan mie instan. Dan keinginan ingin menulis muncul
saat saya ditengah-tengah menyantap mie instan, dan saat ini pukul 20.42 wib.
Sore tadi saya
membaca buku “habis gelap terbitlah terang”. Saya rasa semua orang tahu siapa
sosok yang diceritakan dalam buku ini. Sebelumya saya memang belum pernah
membaca buku tersebut, saya hanya mendengar penuturan seadannya dari guru-guru
zaman dahulu mengenai kalimat habis gelap terbitlah terang dan mengenai sosok
R.A Kartini. Dan saya memutuskan untuk membuat pengalaman pribadi dengan beliau
lewat membaca buku tersebut walaupun ini sudah terlalu telat.
Saat membaca
buku tersebut di awal-awal, saya sedikit bingung dengan kalimatnya. Saya
berfikir “apa ini salah ketik ? ihh, siapa sih penulisnya ? kok bahasanya rada
jadul dan susah dipahami ?” lalu begitu saya lihat cetakan pertama buku ini
pada tahun 1938. Lalu saya bergumam, “wahh, pantes”. Dan buku yang saya pegang
tadi adalah cetakan ke 28. Oke, kita tidak akan membahas, betapa saya sangat
kurang melek buku, hingga buku yang begitu luar biasa ini baru saya baca
sekarang. Kemana saya, dan apa yang saya baca selama sekian tahun terakhir.
Di dalam buku
tersebut, dikatakan bahwa R.A Kartini adalah seorang pemimpi. Beliau memiliki
banyak sekali angan-angan dimana mungkin saja orang hampir tak pernah
memikirkan apa yang ada dipikirannya. Di zamannya dulu, menurut saya memiliki
mimpi mungkin setara dengan kamu menjadi orang terkaya dan terpandang di zaman
sekarang ini. Di usianya yang muda, ia berfikir mengenai gender, mengenai
hak-hak, mengenai budaya, agamanya, (dan mungkin banyak lagi. Saya belum
selesai baca..hehe)
Ia memiliki
pemikiran yang modern. Beberapa pemikirannya yang sudah saya baca (lebih dari
setengah yg belum di baca) yaitu :
· >> Kenapa hanya lelaki yang disekolahkan ?
sedangkan perempuan tidak ? kalaupun ada perempuan yang disekolahkan, hanya
dari kalangan teratas dan itupun sekolahnya tidak setinggi dan sebebas lelaki.
· >>Kenapa adat mereka (Jawa) terlalu rumit ? banyak
hal yang sebenarnya ia tentang, yang tidak sesuai dengan cara pandangnya. Tapi
walaupun ia mengungkapkan pemikirannya, pastilah tidak gampang untuk menanggapinya.
Contohnya saja, R.A Kartini tidak terlalu suka dengan adat/kebiasaan dimana
saat bicara dengan yang lebih tua harus sangat-sangat-sangat kromo(sopan
tingkat tinggi kali ya..) dan ngomongnya harus pelan-pelan dan yang bisa
mendengar suara perbincangan tersebut hanya mereka yang sedang berbincang.
Jalannya juga harus pelan-pelan seperti siput, kalau jalannya cepat-cepat ntar
di bilang kuda liar dan itu tidak bagus. (ini beneran tertulis dibukunya)
· >> Masih dengan adat mereka, yaitu menikah. Zaman
dahulu, dimana perempuan masih hampir tak berdaya dan seolah-olah tujuan
terakhir wanita ialah menikah. Tidak ada pelabuhan lain selain menikah. Dan
menikah sering sekali dengan orang yang dikenal sebelumnya. Menikah di umur
yang sangat belia dan bisa saja perempuan belia tadi menikah dengan lelaki yang
telah beristri. Itu adalah hal biasa pada saat itu.
· >> R.A Kartini pernah memiliki pikiran untuk tidak
menikah, ia ingin seperti-teman-teman eropanya yang bisa bebas. Walaupun perempuan,
tetapi bebas belajar, bebas bergaul, bebas menentukan pilihan. Perempuan tidak
harus dipingit bertahun-tahun dan tidak melihat dunia luar. Juga zaman dahulu,
hubungan perempuan dengan lelaki sangat terbatas, walaupun itu dengan ayah
sendiri. Harus ada jarak.
· >> Melalui surat-suratnya kepada teman-temannya lah
ia ceritakan semua pandangannya terhadap dunia yang ia lihat dan ia rasakan
pada saat itu. mungkin bagi hampir semua orang, apa yang mereka alami pada saat
itu adalah hal biasa dan memang sudah seharusnya. Tapi tidak bagi R.A Kartini. Ia
berharap di negerinya Hindia Belanda, Jawa khususnya segera bisa merasakan apa
yang negara Eropa telah rasakan. Bebas.
· >> R.A Kartini adalah pejuang dimasanya, yang
memiliki pemikiran lebih maju dibanding orang pada umumnya, dan gigih dalam
impiannya.
Mungkin
setelah saya baca buku ini sampai selesai, akan ada pelajaran yang lebih banyak
di dapatkan dari buku beliau.
Comments
Post a Comment