Jadi perawan seumur hidup
Lihatlah
wanita jelek itu. wanita yang jalan dengan badan terbungkuk-bungkuk itu. kau
tahu, ia tak pernah melepas kain hitam di kepalanya. Ia lilit sedemikian rupa
hingga menyerupai kerudung yang menutup hampir keseluruhan wajahnya. Sudah
bertahun-tahun ia seperti itu. hanya sesekali ia keluar rumah. Tak pernah
saling bertegur sapa dengan tetangga.
Aku
tidak mengada-ada. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Wajahnya sangat jelek.
Anak-anak yang jahil suka mengejeknya dengan sebutan mak lampir. Dan banyak
juga anak-anak yang nangis ketakutan bila melihat wajahnya.
Awalnya
aku tak percaya omongan orang-orang, tapi setelah kulihat sendiri dengan mata
kepalaku ternaya benar. Dia wanita yang jelek. Sangat jelek.
Setahuku
ia tak pernah ngomong. Ia selalu bungkam. Walau sesekali ia lewat gang ini dan
disapa oleh para tetangga, ia tak pernah membalasnya. Kepalanya selalu
tertunduk. Di jahili oleh anak-anak juga ia tak pernah menggubrisnya. Bahkan
beberapa kali anak yang bandelnya kelewatan, melemparinya dengan tomat atau
telur.
Kau
pernah dengar karma ?
Karma
tak jauh beda pengertiannya dengan pepatah yang berbunyi ‘apa yang kau tanam,
itu yang kau tuai’. Mungkin ia sedang menikmati karmanya.
Asal
kau tahu, ia itu anak seorang kaya raya di desa ini. Ia anak semata wayang.
Dulunya ia adalah gadis tercantik di desa ini. Bukan hanya di desa ini,
kecantikannya sudah tersiar ke desa-desa tetangga bahkan luar negri.
Ia
selalu dimandikan oleh para pembantunya. Untuk keramas saja butuh waktu satu
hari, karena rambutnya begitu panjang dan indah. Setiap ia keramas, seluruh
desa akan terasa wangi karena shampoo yang ia pakai. Sampo yang ia pakai tak
sembarang sampo. Katanya sampo itu pemberian bidadari dari langit. Kulitnya
putih bersih dan sangat licin. Kata orang-orang, jika ia ditembak dengan
senapan, jangan harap ia akan terluka, karena peluru yang ditembakkan akan
tergelincir di kulit halusnya itu. Kecantikannya
tak kalah dengan kecantikan para bidadari yang sering mandi di sungai dekat
desa kita ini. Tapi itu juga cerita-cerita yang aku dengar. Sekarang para
bidadari tak pernah turun ke bumi lagi. Mungkin, kalau turun ke bumipun
pastilah bukan di desa kita. Kau tahu kenapa ? pastilah ada penyebabnya. Sayang
sekali, generasi kita sekarang tak bisa melihat para bidadari yang sangat
cantik-cantik itu.
Konon,
seorang pemuda desa ini bekerja sebagai pencari kayu hutan. Ia sebatang kara.
Jadi setiap harinya, ia hanya mencari untuk makannya sendiri. Yang penting ia
bisa melanjutkan hidup. Tak sengaja, saat ia mencari kayu bakar di dekat
sungai, ia melihat banyak sekali gadis cantik yang sedang mandi. Ia hanya diam,
dan menganggap semua itu tak pernah terjadi. Yang ada ia malah takut ketahuan,
dan disangka sedang mengintip. Ia menjalani hari-harinya seperti biasa tanpa
memberitahu pada siapapun tentang itu. beberapa hari setelahnya, ia tak sengaja
melihat salah satu selendang bidadari itu terbang tertiup angin. Ia berusaha
menemukan selendang itu dan mengembalikannya. Bidadari itu tahu kalau pemuda
itu telah meyelamatkan selendangnya dan tak berniat untuk mencurinya.
Tak
lama setelahnya, pemuda itu menikah dengan seorang gadis desa. Mereka
dikaruniai seorang putri yang sangat cantik. Sangat cantik. Tak kalah cantik
dengan bidadari yang sering mandi di sungai. Perekonomian mereka juga terus
semakin membaik. Bahkan mereka menjadi orang terkaya di desanya. Kecantikan
anak perempuan pemuda itu pun terdengar kemana-mana. Mungkin angin pun ikut
menyebarkan berita itu. tak hanya pemuda desa tetangga yang mencoba datang dan
melamarnya, raja-raja dari pulau seberang pun datang untuk memastikan kabar
yang mereka dengar mengenai gadis itu.
Mengetahui
semua pria dari segala penjuru menginginkannya, gadis cantik itu tiba-tiba
berubah menjadi gadis yang buas. Ia tahu, semua orang-orang berusaha memenuhi
semua keinginannya, ia pun semakin buas. Semua
pria yang datang padanya membawa semua apa yang mereka punya, tapi tak satupun
dari mereka berhasil meminang gadis cantik itu. semua usaha mereka sia-sia.
Gadis itu tampak menikmati apa yang bisa ia perbuat sekarang. Memperdayakan
banyak orang. Ibu ayahnya telah mati-matian mengingatkan anak mereka untuk
jangan berlaku demikian. Tak pernah orangtuanya mengajarkan anaknya untuk
bersikap seperti itu. ntahlah, apa yang membuat ia seperti itu.
Kini
ia mengancam ayahnya untuk menculik selendang bidadari. Ia tahu ayahnya
berteman baik dengan para bidadari itu. ia mencoba bunuh diri jika ayahnya tak
menuruti kemaunnya. Tapi ayahnya tak mau menuruti permintaan anaknya yang memang
tak perlu di turuti itu.
Kau
tahu apa yang ia lakukan ? ia nekad mengambil sendiri selendang itu saat para
bidadari sedang mandi. Kini ia merasa menjadi gadis sempurna. Dan menjadi
bidadari nyata. Ia ingin terbang ke langit dan ingin bertemu dengan dewa petir.
Bahkan katanya, ia ingin menikahi dewa petir.
Kau
tahu, akibat kesombongannya, sebelum ia mencoba untuk terbang ke langit dengan
selendang curiannya itu, para bidadari mendoakannya menjadi wanita jelek dengan
wajah hitam gosong. Ia juga di sumpah agar tak satupun pria yang mau menikah
dengannya. Kau lihatlah dengan mata kepalamu sendiri. Aku rasa kau bakal muntah
jika melihatnya langsung. Dia selalu berusaha menutupi wajah jeleknya itu. tapi
sayang, kejelekannya sudah terlebih dahulu tersebar kemana-mana.
Ya..begitulah.
Comments
Post a Comment