ketika rindu mulai menyapa


Demikianlah hati yang gersang, tidak akan gersang untuk selamanya. Hanya masalah waktu. Mungkin besok akan tiba musim semi yang membawnya ke tempat yang penuh dengan bunga yang sedang mekar.
“huff..cerita yang sangat menyentuh, gumam ku dalam hati setelah membaca novel terbaru kak Debo. Aku sangat ngefens pada kak debo. Setiap tulisannya tidak ada yang terlewatkan oleh ku. kata katanya yang sangat menyentuh, yang sangat inspiratif membuat pembaca terlarut dalam setiap lembarannya. Khususnya cerita cerita yang bertemakan remaja dan percintaan. Dia adalah penulis favoritku. Rasanya dia beda dari yang lain. setiap cerita yang dia tulis, seolah-olah yang jadi pemeran utama nya adalah aku. Mungkin aku terlalu panatik padanya, tapi entahlah. Aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi aku merasa kak Debo sengaja di ciptakan untukku.
“terimakasih sudah membeli novel saya” debo tampak girang melihat para pecinta karyanya ngantri minta tanda tangan padanya.
Setiap hari aku berusaha untuk berkunjung ke perpustakaan milik kak debo. Hampir semua tentang nya aku tahu. Aku tahu tentang jadwalnya, makanan favorotnya, kapan dia keluar kota, kapan dia bakal ngluarin buku baru. Sudah lama aku selalu memperhatikan gerak tubuhnya. Sepertinya dia dalam proses penyembuhan luka. Tapi aku tidak tahu persis jenis luka apa yang sedang dia derita, dan apa penyebabnya.
DEBO :
Debo hermansyah S.H. itulah nama lengkap ku. Ya..aku tidak salah tulis dua huruf di belakang nama ku. Itulah hasil kerja keras ku di tempo hari. Tapi aku tidak bisa mengandalkannya untuk masa depan ku. Tidak ada yang salah dengan itu. karena aku tahu apa yang kita kerjakan sekarang, belum tentu bermanfaat untuk masa depan, tapi jalan ini pasti ada ujungnya. Just follow the rule.
Dulunya aku sangat ambisius untuk menjadi hakim, yang bisa adil dalam setiap perkara. Aku ingin memberi apresiasi pada orang-orang jujur. Aku terharu melihat kondisi yang sering kita hadapi. Orang benar sangat minim dan hampir tidak ada pendukung mereka. Itulah alasan mengapa dulunya aku mengambil jurusan hukum saat masuk perguruan tinggi 7tahun yang lalu.
Aku sangat serius dalam perkuliahan ku, aku sangat berambisi agar lulus dengan nilai cumlaude. Di sela sela perkuliahan ku, aku jatuh cinta dengan senior ku. Dia membalas cinta ku. Kita berdua sangat menikmati hubungan ini. Sampai di minggu sore saat ulang tahunnya, aku mengajak nya ke pantai untuk menikmati indahnya sunset. Secara diam-diam aku sudah menyediakan cincin yang akan aku sematkan di jari manisnya yang mungil itu. tapi entah lah, sial apa yang menghampiri kami. Menghampirinya maksud ku. dia terseret ombak dengan dress putihnya.
Berkali kali ku coba untuk bunuh diri bersama dengan cincin yang belum sempat aku serahkan padanya. Tapi selalu saja gagal. Apakah Tuhan tidak menginginkanku untuk bertemu dengannya dan hidup bahagia selamanya di sorga ?
Dialah alasan aku menjadi lelaki yang gemar menulis. Aku gak punya tempat untuk sharing. Aku gak menginginkan siapa pun jadi bagian hidupku kecuali dia. Aku pun mulai menuangkan segala cerita yang harusnya jadi pembicaraan kami berdua di atas kertas yang masih perawan. Karena bagiku, setiap tulisanku ini adalah nyawa yang sangat ingin bersatu dengannya. Hanya ini satu satunya cara ku untuk menunjukkan padanya, kalau cintaku masih sangat special padanya. Tidak pernah putus. Selalu ada cerita baru yang berbeda di setiap lembarnya. Kalau judul cerita yang satu sudah selesai, mengangkan juduk baru lagi. Karena aku yakin, jika saat ini kami mengobrol, kami akn buka obrolan baru yagn menarik jika obrolan satunya sudah selesai. Aku tidak pernah membuka hati pada gadis lain hingga saat ini. Aku tidak khawatir dengan usiaku yang sebentar lagi akan memasuki angka 30.

“sepertinya kamu adalah pelanggan paling setia saya”suara itu mengagetkan ku yang lagi baca cerpen.
“ehem..kak debo”jawabku sambil melihat kearah kak debo yang memilih duduk di depan ku. ruang perpus memang peminatnya selalu lebih rendah di banding mall-mall di luar sana. Ruang perpus selalu senyap dan dingin. Dan kini semakin dingin karena kak debo yang sudah lama aku kangumi ada di depan ku sekarang.
“apa komentarnya”
“ceritanya bagus. Maknanya padat”
“emm..saya perhatikan kamu yang paling rajin berkunjung ke sini”
“ya kak”
“kenapa ? jangan bilang karena buku buku ku bagus dan maknanya padat”
“karena menurutku, sebagian dari nyawa ku selalu tertinggal disini kak. Setiap kali saya datang menjemputnya, maka dengan sengaja nyawaku berubah jadi serpihan yang nantinya pasti salah satu serpihan jatuh dan tetap tinggal disini”
“oh ya..satu lagi. Sepertinya kamu selalu memperhatikan ku. emm maksudku, aku tau banyak orang yang menganggap ku artis, mereka mengidolakan ku. tapi sikap mu ke aku sedikit berbeda. Aku melihat dari cara mu memperhatikan ku”
“jadi selama ini kamu sadar kalau aku memperhatikan ku?”
“pastinya”
“ok..maaf kak debo. Aku tahu banyak tentang mu. Aku juga salah satu dari sekian banyak fans mu. Tapi entah mengapa, maafkan kelancangan ku. aku selalu menganggap kalau kamu itu adalah jodoh ku” kata ku mencoba menatap ke dalam matanya.
“bagaimana kamu yakin akan hal itu ?”
“aku tidak tahu, yang pasti setiap cerita yang aku baca rasanya sangat hidup dan seolah olah mengarah pada ku”
“haha”gelak tawa kak debo pecah. “kamu terlalu berfikiran dunia novel. Saya ini penulis novel, banyak hal hal yang di dramatisir dalam penulisannya agar tulisannya menarik dan sedap untuk dinikmati”
“aku baru jatuh cinta 2kali kak. Pertama jatuh cinta pada goresan goresan tangan kakak..dan untuk kedua kalinya aku jatuh cinta pada kakak”
“terimakasih kamu sudah mencintai karya karya saya. Tapi saya ingatkan sekali lagi..jangan sampai kamu terlalu fanatic pada apapun. Termasuk pada tulisan tulisan ku. kak debo beranjak dari kursinya lalu duduk di mejanya. Disana..5 meter jauhnya dari ku.
Tumben dia gak berkunjung ke perpus ini. Ini bukan tumben lagi, sudah tiga hari, kursi itu yang biasa dia duduki selalu kosong. Kenapa aku jadi kepikiran dia ? bahkan namanya pun aku tidak tahu. Aku memang selalu tandatangi buku ku yang dia beli. Aku baru ngobrol dengannya sekali. Dan menurut ku gayanya ngomong sedikit aneh dari orang orang biasanya. Ahh..ntahlah, aku gak kenal dia. Aku gak perlu kepikiran tentang dia.
Aku lihat sepucuk surat di meja ku. tidak ada nama pengirim nya
Kak debo..jangan kecarian aku ya..kalau aku gak berkunjung lagi ke perpustakaan kak debo. Aku sudah berangkat ke luar negri untuk belajar menulis. Aku ingin jadi penulis hebat seperti kak debo. Aku ingin menjawab penantian penantian di setiap cerita kakak. Aku tahu kakak mengalami kekosongan, tapi gak yakin untuk mencari orang yang bisa mengisi kekosaongan itu.




Aku hanya berfikir kalau gadis ini hanya terlalu berlebihan. Mungkin dia terlalu fanatic dengan ku sampai dia tahu isi hati ku terdalam. Apa dia punya indra ke enam? Aku jadi ngaur sendiri. Tapi secara diam diam aku selalu mengharapkannya untuk berkunjung ke perpus ini setiap harinya. Apa mungkin jarinya yang akan menjadi tempat berlabuhkan cincin ini yang selalu kubawa kemana mana.
Aku lihat lagi surat yang barusan ku baca. Tidak ada nama pengirim dan juga tidak ada alamat yang bisa kuhubungi. Mungkin aku akan bertanya siapa namanya dan mungkin aku akan mencoba untuk mengenalnya.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Metode Jalur Kritis

Pengalengan Maret 2022