#namakuPram

Bulan Mei kemaren, di Kemang tepatnya di cafe dia.lo.gue diadakan pameran dengan tema “namakuPram”. Saya bahagia jika anda yang membaca ini mampir kesana atau sekedar tau siapa itu Pram, Pramoedya Ananta Tour. Tapi saya rasa, masih banyak yang belum mengenal sosok beliau.

Pram salah satu idola saya. Sejak saya pertama kali baca bukunya, saya langsung jatuh hati padanya. Pada cara pikirnya, pada buah pikirannya. Jika dikalangan penyanyi ada sebutan diva, nah...Pram adalah diva untuk sastra. Jika ada kesempatan untuk saling tukar pikiran mengenai buku, saya tak pernah lupa untuk menyarankan membaca karangan Pramoedya. Karena memang bukunya sungguh luar biasa. Buku yang ditulis puluhan tahun lalu, masih saja relevan dengan keadaan sekarang.
Ruang kerja Pram, pada pameran #namakuPram

Pram menghabiskan hampir setengah dari usianya di dalam penjara. Bahkan tulisan-tulisannya dia hasilkan dari penjara. Ada banyak tulisannya yang dirampas, dibakar, tak boleh terbit. Tapi dia tak pernah berhenti menulis. (Thats why i adore him so much). Oh iaa, pada pameran #namakuPram kemaren, selain karya-karya nya, ada juga surat-surat antara Pram dan anak-anaknya. Yaa, mereka hanya bisa berkomunikasi lewat surat, yang mana surat bisa sampainya setahun setelah pengiriman. Sungguh hangat, romantis, terharu.

Dulunya saya paling tidak tertarik belajar sejarah, dan setelah baca buku beliau, mulailah saya paham bahwa sangat penting untuk mengetahui sejarah. Sejarah tidak sekedar pengetahuan umum, tetapi melalui sejarah kita bisa belajar untuk membuat perubahan, agar sejarah tak lagi pernah terjadi dimasa depan. (Termasuk kebodohan-kebodohan. Jangan sampai terulang). Tak hanya sejarah, budaya, politik, masyarakat, pemimpin, wanita, sosial, ahhh..sungguh banyak yang dia ajarkan melalui tulisan-tulisannya. Saya baru baca sebagian bukunya, dan saya masih sedang membaca tulisan-tulisannya.
Kutipan-kutipan yang diambil dari buku Pram

Jika boleh usul, saya sih berharap agar jenjang SMP atau SMA diwajibkan untuk membaca karangan Pram, mungkin diselipkan pada mata pelajaran sastra/B.Indonesia. Boleh anda bayangkan, buku-buku Pram bahkan telah ditranslate kelebih dari 30bahasa asing. Masakkan kamu/kita tak pernah membacanya? Itukan warisan negri..orang lain mencicipinya, kita sendiri tak pernah tau apa itu. Miris.
Karya Pramoedya

(kalau bingung mau baca yang mana terlebih dahulu, mulai  saja dari buku BUMI MANUSIA)

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Pengalengan Maret 2022

Metode Jalur Kritis