Bapak/Ibu Calon Pemimpin
Seperti kita tahu, Indonesia adalah Negara
demokrasi. Bahkan merupakan Negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia. Dalam
banyak hal Negara kita melakukan sistem demokrasi, salah satunya dalam
pemilihan pemimpin rakyat. Di Indonesia sendiri pemilihan wakil rakyat
dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Selain merupakan Negara yang demokratis,
Negara kita juga merupakan Negara yang sedang berkembang, itu berarti semua
rakyat punya kesempatan untuk menjadikan Negara Indonesia tercinta ini menjadi
Negara maju. Semua rakyat, punya kesempatan untuk menjadi pemimpin Negara yang
bisa membawa negeri ini menjadi makmur bahkan menjadi Negara yang
diidam-idamkan oleh dunia.
Namun, apakah segampang itu ?
Sama sekali tidak. Minimal, untuk mencalonkan
diri menjadi pemimpin rakyat biasanya ‘harus’ tergabung dalam partai politik.
Apakah salah ? tidak sama sekali, karena partai politik juga bagian dari
organisasi sah di Negara ini. Melalui partai politik inilah biasanya lahir
calon-calon pemimpin rakyat.
Pada era sekarang ini, menjadi Negara
demokratis merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenapa ? ya..selain
menjadi Negara yang demokratis, kita juga merupakan Negara yang bebas. Karena
hal itu (demokratis dan bebas), ruang untuk memberikan diri bagi Negara menjadi
tidak terbatas. Hal yang susah ialah, ketika kita menjadi korban ‘kebohongan’
oleh pihak-pihak yang katanya ingin memberikan dirinya bagi Negara ini. Kita
‘dibohongi’ oleh kampanye-kampanye lewat media. Ya, salah satu kekuatan untuk mengkampanyekan
diri mereka tentunya media yang begitu luas dan menjamur.
Para pemimpin rakyat yang sekarang sedang
‘duduk di kursinya’ dulunya sama seperti kita, rakyat biasa. Namum kita para
rakyatlah yang sebenarnya ‘mendudukkan’ mereka disana. Tapi, tidak jarang malah
kita para rakya merasa dikecewakan oleh mereka. Lalu, siapakah yang harus
disalahkan ? apakah kita salah memilih orang untuk duduk di kursi itu ?
mau-tidak mau kita hanya bisa gigit jari sebelum 1 periode selesai.
Sebelum kita para rakyat menentukan siapa
pemimpin kita untuk satu periode ke depan, biasanya mereka-mereka (para calon)
akan mempromosikan diri mereka dengan cara yang ‘menggiurkan’, sehingga kita
seperti merasa ‘oh…inilah dia pemimpin yang selama ini kami cari’
Namun, apakah kita masih berguman demikian
setelah mereka sah menjadi pemimpin kita ?
Mungkin kita enggan untuk bersuara “ saya
kecewa telah memilihmu”, “harusnya dari awal kami tidak kenal engkau, karena
yang kau bawa bukan perubahan”
Kadang, ada beberapa orang yang berani
berkutik, sayangnya protes itu sia-sia. Mereka yang telah terpilih menjadi
pemimpin rakyat, walaupun kinerjanya tidak se-memuaskan ekspektasi, tidak akan gampang meminta mereka untuk turun
dari kursinya. Kini merekalah yang berkuasa.
Lalu, jika kau bertanya padaku, bagaimana
harusnya pemimpin rakyat yang ideal ? yang tidak akan mengecewakan rakyat ?
yang mungkin akan membawa negeri ini menjadi negeri yang diidam-idamkan dunia ?
Oke..karena ini hanyalah pendapat, aku berharap
ini tidak akan menyinggung siapapun dan terlepas pengetahuanku masih sangat
minim mengenai ini semua.
Hal pertama, selain visi misi yang selalu ‘hebat’
aku selalu bertanya-tanya. “bagaimana mungkin, si A yang selama ini berdomisili
di ibu kota tiba-tiba mencalonkan diri menjadi pemimpin rakyat di Kalimantan
?(misalnya)” bukankah, untuk menjadi pemimpin di satu lokasi, sebelumnya, kau
harus sudah benar-benar mengenal medanmu. Mulai dari kondisi rakyat, kondisi
sumber daya, permasalahan yang akan diselesaikan dan banyak lagi.
Hal kedua, “apakah para calon pemimpin itu
benar-benar memiliki hati yang pure untuk ibu pertiwi ini ? apakah sudah yakin,
bapak/ibu para calon pemimpin tidak salah jalur
?” kenapa selama bertahun-tahun Negara kita ini tidak kunjung membaik,
bahkan di beberapa hal kita semakin merosot.
Hal ketiga, “Pastikan bapak/ibu para calon
bekerja sesuai bidang. Jika pantasnya bekerja di bidang entertaint, majukanlah
entertaint negeri ini. Tidak usah ikut campur dalam hal transportasi. Ada
banyak insiyur yang lebih paham. Demikian halnya dengan bidang yang lainnya.
Hal ke-empat, jika saya diizinkan sedikit
lancang saya akan bertanya “ bapak/ibu para calon, kalian tidak ‘seegois’ itu
kan ? jika kami memilih salah satu dari kalian, saat kalian bertugas, kalian
tidak hanya akan memikirkan materi kan ? kalian akan selalu mendahulukan negara
dan kami para rakyat yang telah mempercayakan kalian kan ?
Hal kelima, saya tidak ingin menggurui, tapi
saya rasa ini sangat cocok dijadikan pegangan tidak hanya untuk calon wakil
rakyat tapi untuk semua. Ini kutipan dari penulis bangsa yang sangat terkenal,
yakni Pramoedya Ananta Toer beliau berkata “Seorang terpelajar harus juga
berprilaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan “
Key word : Pemimpin ideal untuk daerah
Comments
Post a Comment