Memikirkan dan Ingin Bertemu Kalian
Dia
adalah orang pertama. Orang pertama yang aku sukai di luar lingkungan
keluargaku. Dia benar-benar asing bagiku. Aku tidak tahu apapun tentang
dirinya. Bahkan saat itu, namanya pun belum kuketahui. Kami belum pernah saling
menyapa maupun saling melemparkan pandang. Tapi aku benar-benar menyukainya
saat pandangan pertamaku. Ini hal aneh dalam hidupku. Menyukai orang asing
dalam waktu sekejap.
Awalnya
aku hanya berpikir, mungkin ini adalah rasa suka sekilas karena dia memiliki
perawakan bagus. Wanita manapun akan jatuh hati jika melihat seorang pria yang
berperawakan bagus. Selanjutnya waktu dan kebiasaanlah yang bisa menjawabnya. Jika
dia berprilaku santun, mungkin rasa suka itu semakin tumbuh. Ataupun jika tidak
ada banyak kesempatan untuk bertemu, rasa suka itu akan hilang dengan
sendirinya.
Saat
itu usiaku masih remaja. Sekitar 15 tahun, dan untuk pertama kalinya merasakan
jatuh hati pada lawan jenis. Aku merasa senang bisa merasakan perasaan ini.
Hari-hari
berlalu, dan perasaan sukaku tidak hilang atau bahkan berkurang. Tapi aku malu
sekaligus takut jika ada orang lain yang mengetahui aku memiliki perasaan ini. Darinya,
aku pasti bisa merahasiakannya, karena walaupun kami berada di kelas yang sama
setiap harinya, kami tidak terlalu banyak berinteraksi. Karena dia memiliki
teman bermain yang berbeda denganku. Aku rasa memang kami sangat berbeda.Ini
hanyalah perasaan sepihak, jadi aku juga berusaha untuk menyimpan perasaan ini
sendiri.
Suatu
hari, sahabat dekatku mengatakan padaku kalau dia melihat suatu yang berbeda di
diriku. Aku bingung dan bertanya balik padanya. Apa ada hal yang salah dalam
diriku. Dia bilang itu tidak salah. Dia hanya melihat kalau aku sedang suka
pada salah satu lelaki teman kelas kami. Pastinya aku sangat kaget mendengar
perkataannya. Tapi aku berusaha tenang dan tidak mengakuinya. Aku merasa malu,
bagaimana mungkin ada orang lain mengetahui hal ini. Aku juga jadi merasa takut
kalau-kalau ada orang lain yang mengetahui hal ini.
Dia
sahabat yang baik. Dia bilang itu hal yang bagus. Kenapa harus malu, kenapa
harus takut. Tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan untuk menyukai lawan
jenis. Bukankah memang sudah seharusnya, dan sudah saatnya juga ? Tapi aku
tetap bersikukuh untuk menyimpan perasaan ini tanpa harus terlihat oleh orang
lain.
Aku
meminta padanya untuk menjadikan ini menjadi satu rahasia diantara kami. Dia
benar-benar peka terhadapku. Aku tidak pernah menceritakan ini sebelumnya
padanya, tapi dia bisa melihat dengan sendirinya.
Hari-hari
berikutnya berjalan dengan biasa, tidak ada perubahan dan sahabatku tidak
pernah bertindak ceroboh untuk menyimpan rahasia ini. Setiap hari berada di
ruang kelas yang sama selama beberapa tahun mungkin sedikit sulit untuk melihat
orang yang kau sukai tapi tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang
melihatnya berinteraksi dengan gadis lain. tapi tetap saja, kita bukan
siapa-siapa.
Saat
ini aku berusia 22 tahun. dan aku belum jatuh hati lagi untuk ke dua kalinya. Saat
ini jarakku dan jaraknya sangat jauh. Sudah beberapa tahun terakhir tidak
melihatnya dan tidak mendengar suaranya. Terkadang aku masih memikirkannya. Aku
penasaran, seperti apa gadis yang saat ini berada di sebelahnya. Pasti dia
menjalani hari-harinya dengan hebat. Karena tidak hanya perawakannya saja yang
bagus, dia juga memiliki jiwa yang besar. aku rasa dia dibesarkan di keluarga
yang cukup harmonis.
Aku
juga merindukan sahabat lamaku. Aku rasa saat ini dia sedang berjuang
menyelesaikan tugas akhirnya. Kami juga sudah sangat jarang berkomunikasi. Aku juga
ingin mengatakan kepadanya, disini aku tidak menemukan seorangpun yang bisa aku
panggil sebagai sahabat. Orang-orang yang aku temui disini hanya sebatas teman,
aku tidak menemui sahabat baru. Itulah kenapa aku merindukannya. Dia benar-benar
tidak bisa digantikan dengan siapapun.
Aku
sedang berusaha dan focus agar segera sukses. Aku akan pulang dan mentraktir
sahabatku makan makanan yang sangat enak, di tempat yang nyaman. Aku ingin
menghabiskan banyak waktu dengannya menceritakan banyak hal dari yang penting
hingga yang tidak penting.
Mungkin
aku akan memberi lelaki itu jam tangan yang bagus. Karena aku ingat betul,
walaupun hanya bercanda, dia pernah berkata agar aku memberinya jam tangan. Tapi
saat itu kita masih anak sekolah dan tak punya apa-apa. Semua sebatas candaan. Jika
aku besok menghadiahinya, aku anggap itu sebagai tanda terimakasih karena dia
orang yang membuatku semangat untuk berangkat sekolah setiap harinya. Semangat sampai
aku bisa melanjutkan studyku sejauh ini.
Salam
buat kalian. Sahabat lamaku dan orang yang pernah aku sukai. Dari sini, tempat
dimana sekarang aku sedang berjuang untuk sukses. Java~
Comments
Post a Comment