Haram !

Sumber: Google

Babi adalah binatang haram. Titik. Sudah lebih dari 30 tahun saya mengetahui hal ini. Bahkan sejak usia saya masih sangat belia, saya sudah paham mengenai apa-apa saja yang haram dan halal untuk dikonsumsi. Bahkan hal ini juga sudah saya turunkan kepada anak semata wayang saya. 

Saya termasuk pribadi yang sangat komit. Jika ada janji, tak akan pernah batal. Saya paling tidak respect dengan siapapun yang tidak mempunyai komitmen. Termasuk mengenai ajaran ini, bahwa saya sudah komit untuk tidak melanggar setitik pun peraturan yang telah saya yakini.

Sudah seminggu Putri saya berbaring di ranjangnya, dia tidak selera makan, tidak selera bermain. Saya sudah bawa ke dokter, dan si dokter tersebut menawarkan obat yang mana terdapat kandungan binatang haram. Saya tidak mau kesucian tubuh putri kecil saya dinodai dengan yang haram. Saya marah pada si dokter dan menyuruhnya untuk meresepkan obat lainnya, yang halal. Tapi si dokter bilang, hanya obat haram itu yang cocok untuk penyakit Putri saya.

Mungkin beberapa orang berfikir, ini haram tapi jika untuk obat itu pengecualian. Tidak haram lagi. Saya sungguh tidak terima cara pikir seperti ini. Tak ada pengecualian sama sekali. Jika selalu ada pengecualian, tidak ada lagi hal yang mutlak. Karena semuanya menjadi relatif, tergantung situasi & kondisi.

Kesana kemari sudah saya bawa Putri kesayangan saya ini untuk berobat. Tapi sakitnya tak kunjung membaik. Beberapa dokter saya suruh datang sendiri ke rumah, dan meresepkan obat-obatan mahal dan halal. Tapi kok penyakit nya tidak bergeming sama sekali? 

Saya bergumul sepanjang malam. Putri saya, darahnya masih bersih. Bagaimana saya tega untuk mengotorinya? Juga, keyakinan saya yang sudah 30th lebih, masakkan saya pertaruhkan? Sudah jelas-jelas babi itu haram, tidak memungkinkan untuk menjadi obat, yang ada menambah penyakit. Babi itu jorok, saya jijik. Titik. Saya tidak mau memberikan obat-obatan yang mengandung unsur haram untuk dikonsumsi nya.

Saya tahu, ada  pakar kesehatan yang telah menguji bahwa kandungan binatang haram ini manjur menjadi obat dan banyak dipakai di bidang medis. Apakah aku harus mempercayai omongan orang-orang asing itu? Tidak akan pernah! Mereka tidak pernah diajari mengenai haram dan halal. 

Tiga bulan setelah pergumulanku yang berat, putriku yang manis meninggalkan ku dan istriku selamanya. Apakah aku sedih? Ya, sangat terpukul. Tapi setidaknya, aku tidak mengotori tubuhnya dengan hal-hal haram. Dia masih bersih, suci, dan ini semua adalah kehendak Dia yang aku sembah.



Note :Article yg dibaca si Bapak itu gaes, :)



Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Pengalengan Maret 2022

Metode Jalur Kritis