“Memoirs Of a Geisha”




Judul                     : Memoirs of a geisha (Memoar seorang geisha)
Penulis                  :Arthur Golden
Penerbit                :PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal                     :496 hlm


Novel memoar of geisha ini meruapakan tulisan pertama Arthur golden. Tokoh utama dalam novel ini adalah gadis berusia 9 tahun bermata abu-abu bernama Chiyo dan nantinya setelah menjadi geisha ia lebih dikenal dengan nama Sayuri. Arthur golden mendeskripsikan dengan sangat detail bagaimana Chiyo mengalami masa-masa sulit selama ia menjalani pelatihan menjadi geisha dan tetap harus ikut dengan peraturan-peraturan yang melelahkan.  

Novel dengan tebal 496 halaman ini menggunakan sudut pandang aku,sehingga pembaca akan lebih mudah terhanyut dalam kisah-kisah yang dilalui Sayuri. Pembaca juga akan dibawa bagaimana gambaran susahnya menjadi seorang geisha  sebelum masa perang dunia ke-II, dimana para geisha harus melewati masa-masa sebagai geisha magang hingga menjadi seorang geisha yang sebenarnya. Seorang geisha harus berdandan dengan sangat ribet, mengenakan kimono yang berlapis-lapis yang berat, dan dituntut untuk tetap anggun dan memikat.


Cara Arthur golden memaparkan setiap kisah dalam novel ini sangat apik, sampai-sampai pembaca kadang lupa kalau novel ini hanya fiksi. Melalui novel ini juga terlihat bahwa dari dulunya, wanita merupakan pekerja keras yang tidak kalah dengan pria. Diceritakan dalam novel ini, seorang geisha dapat membiayai hidup di satu okiya (rumah geisha yang terdapat para calon geisha dan para pelayan yang kehidupan mereka bergantung pada penghasilan si geisha). Para geisha digambarkan sebagai wanita-wanita yang tidak hanya pekerja keras, melainkan juga cerdas. Dimana mereka dituntut harus bisa memainkan alat musik, bernyanyi, menuangkan teh, melakonkan drama yang biasanya di adakan pada acara-acara formal maupun non formal, sehingga arti kata geisha yang sebenarnya adalah seniman.

Walaupun wanita merupakan pribadi yang pekerja keras, tapi tampak bahwa wanita memliki kedudukan yang masih di bawah lelaki. Pada novel memoar of geisha ini diceritakan, bahwa semua geisha pasti melalui masa mizuage. Mizuage merupakan upacara dimana seorang geisha menyerahkan keperawanannya pada penawar tertinggi. Pandangan saya sebagai pembaca, ini sungguh miris. Dimana wanita menyerahkan dirinya pada orang asing (benar-benar asing) hanya demi uang. Dalam konteks ini, kata cinta sangat-sangat jauh dari kehidupan para geisha. Walau pada akhirnya ada beberapa geisha yang berujung pada pernikahan atau hanya sekedar istri simpanan.
Sebagai pembaca, saya menganggap buku ini sangat bagus dan layak di koleksi. Selain bertambahnya pengetahuan umum mengenai kebudayaan Jepang, kita dapat melihat secara jelas perjuangan seseorang demi kebahagian. Ada yang menggunakan cara-cara licik, ada juga orang yang tetap berusaha jujur dan tulus. Banyak hal yang dapat di pelajari dari kisah Sayuri yang mengingatkan pembaca bahwa bekerja keraslah, bekerja jujurlah, akan ada keajaiban-keajaiban tak terduga di depanmu.



Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Pengalengan Maret 2022

Metode Jalur Kritis