EGOIS



Semakin hari, semakin kutemui diriku egois. Semakin usiaku bertambah, semakin jelas kulihat sisi egoisku. Egois dalam segala hal.

Saat aku masih kanak-kanak, yang kutahu hanya berbagi. Seolah-olah aku tak membutuhkan apapun untuk diriku sendiri. Selama aku bisa main dan bercengkerama dengan teman dan keluargaku itu udah lebih dari cukup. Tidak ada hal yang aku tahan untuk diriku sendiri.

Disaat masa kanak-kanak ku mulai berakhir, sifat egois mulai bertumbuh dengan sendirinya. Aku terlalu melihat diriku sendiri. Aku selalu mencari hal yang bisa menyenangkanku tanpa memikirkan orang lain. Bahkan tanpa aku sadarin, aku seringkali melukai orang-orang terdekatku demi kesenanganku sendiri.

Sekarang, aku mulai beranjak dewasa sifat egoisku juga tampaknya tumbuh sesuai usiaku. Ada banyak sekali hal yang terlalu ke-aku-an. Bahkan hampir saja aku melupakan semua orang disekitarku demi memikirkan diriku sendir. Setiap harinya, banyak sekali rencana yang aku susun untukku sendiri. Untuk masa depan apalagi. Aku sibuk dengan kegiatanku sendiri, aku sibuk dengan hiburanku sendiri, aku sibuk memikirkan masa depanku, aku sibuk memikirkan kegagalan-kegagalanku, aku sibuk masalah-masalah yang muncul silih berganti, aku sibuk dengan hubungan yang semraut, baik hubungan antar teman atau pun yang lain.

Karena aku terlalu sibuk dengan kesibukanku sendiri, aku sampai lupa menanyakan kabar orang-orang terdekatku, aku lupa kalau selama ini mereka telah ambil andil dalam hidupku hingga seperti sekarang ini. Aku merasa kesibukanku sekaranglah yang terpenting. Aku terlalu sibuk mengejar hal-hal yang belum pasti. Sampai-sampai aku lupa bilang terimakasih pada orang-orang yang mendukungku dalam semua keegoisanku.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Pengalengan Maret 2022

Metode Jalur Kritis