Menuju KPU Kabupaten Mempawah: Penugasan Pertama Sebagai CPNS Baru



Setelah empat hari penuh mengikuti orientasi tugas di KPU Provinsi Kalimantan Barat, akhirnya tibalah saat yang saya nantikan sekaligus saya khawatirkan — berangkat menuju tempat penugasan pertama sebagai CPNS KPU, yaitu KPU Kabupaten Mempawah.

Momen ini menjadi langkah baru dalam perjalanan saya sebagai aparatur sipil negara. Dari seorang peserta orientasi, kini saya akan benar-benar mulai bertugas di satuan kerja yang menjadi rumah pertama saya di dunia birokrasi.

Persiapan Setelah Orientasi di Pontianak

Selesai acara penutupan orientasi, kami para CPNS yang ditempatkan di berbagai kabupaten mulai bersiap. Ada yang menuju Ketapang, Sambas, Singkawang, dan beberapa ke Mempawah — termasuk saya.

Saya sempat merasa berat berpisah dengan rekan-rekan orientasi yang selama empat hari terakhir sudah seperti keluarga baru. Tapi semua orang paham bahwa kami akan tetap satu korps, satu semangat pengabdian.

Sore itu, saya kembali ke penginapan untuk berkemas: menyusun dokumen penting, menyiapkan pakaian kerja, dan tentu saja menenangkan diri untuk menghadapi babak baru di Mempawah.

Perjalanan dari Pontianak ke Mempawah

Keesokan paginya, saya berangkat dari Pontianak menuju Mempawah, yang berjarak sekitar 70 kilometer.

Perjalanan ditempuh sekitar dua jam menggunakan kendaraan travel. Jalanan terasa lengang, di kiri kanan tampak pepohonan hijau dan rumah-rumah khas Kalimantan yang berdiri di tepi sungai.

Saya duduk di kursi belakang sambil menatap keluar jendela. Di kepala saya muncul banyak pikiran: bagaimana lingkungan kerja di sana nanti? seperti apa orang-orangnya? dan apakah saya bisa cepat beradaptasi?

Namun di balik kegelisahan itu, ada rasa semangat yang tak bisa disembunyikan. Ini adalah penugasan pertama saya sebagai CPNS, dan saya ingin menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.

Tiba di KPU Kabupaten Mempawah

Sekitar pukul 10 pagi, kendaraan kami tiba di KPU Kabupaten Mempawah. Bangunan kantor yang tidak terlalu besar itu tampak rapi dan tenang, dikelilingi taman kecil dan pepohonan rindang.

Saya disambut hangat oleh pegawai dan staf sekretariat. Setelah memperkenalkan diri dan menunjukkan berkas pemanggilan, saya diarahkan untuk melapor kepada Sekretaris KPU.
Beliau menyampaikan selamat datang dan memberikan penjelasan singkat mengenai struktur organisasi serta pembagian tugas.

Rasa gugup yang saya rasakan di perjalanan perlahan berubah menjadi tenang. Suasana kantor terasa bersahabat, dan para pegawai terlihat kompak dalam bekerja.

Kesan Pertama dan Harapan di Tempat Tugas

Sebagai CPNS baru dengan jabatan Penata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi, saya langsung mulai mengenali sistem dan perangkat yang digunakan di KPU Mempawah.
Saya merasa tertantang karena setiap daerah memiliki karakteristik dan tantangan berbeda, terutama dalam pengelolaan data pemilih dan sistem teknologi informasi.

Di sela-sela pembicaraan santai dengan pegawai lain, saya menyadari bahwa bekerja di sini bukan sekadar melaksanakan tugas teknis, tapi juga menjadi bagian penting dalam menjaga keakuratan dan integritas data pemilu.

Malamnya, saya merenung di kamar penginapan sederhana yang saya sewa sementara. Saya teringat semua perjuangan sebelumnya — dari seleksi administrasi hingga akhirnya benar-benar berdiri di tanah penugasan.

Semua kerja keras itu kini berubah menjadi rasa syukur dan tanggung jawab baru.

Refleksi: Dari Orientasi ke Pengabdian Nyata

Hari ini saya resmi menapakkan kaki di tempat penugasan pertama saya sebagai CPNS KPU.
Dari perjalanan panjang ini, saya belajar bahwa setiap langkah dalam karier ASN memiliki makna tersendiri: dari orientasi yang memberi wawasan, hingga penugasan yang menuntut pengabdian nyata.

Saya berjanji pada diri sendiri untuk bekerja sebaik mungkin, belajar dari senior, dan memberikan kontribusi terbaik bagi KPU Kabupaten Mempawah — lembaga yang kini menjadi rumah baru dalam perjalanan hidup saya.

 

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Jaringan Kerja

Ke -Bandung

Waktu

ODT ke Pulau Kelor, Pulau Onrust dan Pulau Cipir

Metode Jalur Kritis