Seperti Rindu, Dendam Harus Dibayar Tuntas (Oleh eka Kurniawan)
Berawal sejak Ajo Kawir dan Tokek tidak sengaja menyaksikan dua orang polisi memerkosa seorang wanita gila, kejadian itu menyebabkan burung Ajo Kawir tidak mau bangun lagi.
Berkali kali Ajo Kawir putus asa dengan keadaannya. Anak usia
13 tahun tersebut melakukan segala cara untuk membangunkan burungnya dari tidur.
Berkelahi adalah salah satu cara Ajo Kawir untuk meluapkan kekesalannya, Tokek
pun selalu ada disamping Ajo Kawir, selama itu membuat temannya bahagia.
Tidak ada hal yang ditakutkan Ajo Kawir, walaupun itu
kematian. Dia sangat membenci kekerasan tanpa memandang status pelaku, hingga
satu hari ia nekat memotong telinga seorang lelaki yang konon katanya suka
melakukan kekerasan pada seorang janda.
Ajo Kawir akhirnya menikahi Iteung, cinta pertamanya yang juga jago berkelahi. Iteung sangat mencintai Ajo Kawir terlepas dari kekurangan fisik lelaki tersebut. Di awal pernikahan, hidup mereka sangat bahagia. Ajo Kawir tidak lagi berkelahi diluaran sana.
Satu hari, Iteung pulang ke rumah sambil nangis. Ajo Kawir
penasaran apa yang terjadi pada istrinya, jawaban yang sangat menyakitkan,
Iteung hamil. Tidak tahu siapa bapak dari sang bayi. Ajo Kawir marah. Marah pada
keadaan, maraha pada diri sendiri dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Dulu sekali, Ajo Kawir pernah mendapat tawaran untuk
membunuh Si Macan. Preman paling ditakuti oleh semua orang. Diurungkannya niatan
membunuh si Macan karena hidupnya sudah lengkap semenjak ada Iteung. Kini ia
sedang marah dan ingin meluapkan emosinya. Ia temui si Macan yang sudah tua,
dan ia bunuh saat itu juga.
Mendekam dipenjara membuatnya berubah. Menerima keadaan,
menerima diri sendiri, sabar dan tidak emosian. Tobat. Selama menjalani
tahanan, Ajo Kawir banyak belajar mengenai otomotif.
Setelah menyelesaikan masa tahanan, Ajo Kawir membeli truk
dari uang hasil membunuh si Macan. Tak sekalipun ia pulang ke rumahnya selama
bertahun-tahun. Tokek sesekali mengunjunginya dan membawakan foto seorang gadis
kecil yang berumur 11 tahun. Ajo kawir menempelkan foto-foto tersebut di
truknya. Ajo kawir berjanji pada dirinya sendiri, akan pulang ke rumah jika ia
sudah kembali normal.
**
Buku ini sangat layak dibaca dengan note anda sudah 21+. Ada
banyak kejadian yang ironi+dark membuat anda merasakan kengiluan akibat aksi
para tokoh.
Buku ini juga menceritakan mengenai rindu, dendam, loyal,
persahabatan, setia, penerimaan, pertarungan, dan semua itu dikemas dengan
apik.
Lalu bagaimana ending dari buku ini? happy ending dan sad
ending diwaktu yang bersamaan.
Comments
Post a Comment