Pertelevisian Negeri Kita
Sudah beberapa hari saya tidak
menonton televisi. Karena akhir-akhir ini saya malas menonton TV. Saya sudah
pernah bilang sebelumnya, kalau hobby saya sebenarnya menonton. Tapi untuk TV
nasional kita, saya hanya menonton beberapa
program yang menurut saya bagus.
Kemaren sore saya menonton TV dan
mencari program yang enak untuk ditonton. Lalu disalah satu stasiun TV saya
melihat Viki prasetio. Saya rasa, orang yang hobby menonton TV nasional
khususnya beberapa acara akan tahu siapa sosok pria ini.
Begitu saya melihatnya, saya
langsung ganti chanel untuk mencari program yang lebih baik. Saya tidak habis
fikir kenapa dia bisa menghiasi layar kaca dengan peran seperti itu (sebenarnya
masih banyak orang-orang di layar TV yang tidak seharusnya mereka ditempatkan
disana. Hanya ‘merusak’). Kita tahu, setiap entertainer memiliki peran
tersendiri yang harus dilakoni di depan kamera. Tidak semua peran yang mereka
lakoni sama dengan karakter mereka sebenarnya.
Tapi untuk pria yang satu ini,
saya tidak tahu apakah kepribadiannya seperti itu atau hanya sebatas kebutuhan
di profesinya. Kalau itu hanya sebagai peran, kenapa pihak yang berwenang memberinya
peran yang begitu konyol ? aneh, gak menarik sama sekali, dan sangat jauh dari
kata mendidik.
Saya sama sekali tidak tahu
masalah broadcasting, ataupun scenario mereka di balik layar. Tapi untuk pria
ini, kenapa harus peran itu yang dia bawakan ? atau kalau memang tipikalnya
persis seperti yang di layar, apakah tidak ada actor yang lebih berbobot
dibanding dia ? saya rasa sangat banyak. Nah, kenapa bukan orang-orang yang
berpotensi yang dimunculkan di depan layar ? kemana semua anak-anak bangsa yang
lebih pantas berada di layar TV ? kenapa tidak memberi kesempatan kepada
mereka.
Tv nasional yang jangkauannya
sangat luas, seluruh Indonesia kebayangkan berapa juta pasang mata yang akan
menyaksikan tiap aksi yang ditampilkan di layar. Apapun itu judul dari program,
baik itu komedi, drama, talkshow, bukankah seharusnya semua itu dikemas se-apik
mungkin sehingga patut di cerna dan memberikan impact yang positif bagi
pemirsa?
Jika dari sudut pandang mereka
yang di layar TV, itu adalah pekerjaan mereka untuk mencari nafkah. Tapi ya
dilihat juga kali, apa mereka benar-benar memiliki potensi disitu ? dan bagi yang
mempekerjakan, apakah tidak menimbang kualitas untuk mempekerjakan seseorang ?
Terus, program2 TV banyak sekali
yang dibeli dari luar. Apalah itu semua, mulai dari drama turki, india dsb.
Kenapa tidak mencoba mengcreate suatu program yang bermutu dari karya anak
bangsa. Bukankah ini membuka peluang juga bagi orang2 yang berpotensi untuk
berkarya. Mereka memiliki wadah untuk menyalurkan potensinya. Dari pada beli
program luar, lebih baik mendukung bakat2 aktor/aktris tanah air. Toh keduanya
sama2 mengeluarkan duit untuk menghasilkan keuntungan.
Plisss. Pertelevisian Indonesia
agar memberi acara/program yang mendidik, program yang bisa dibanggakan di
rumah sendiri dan akan lebih baik kalau sampai dari luar negeri pun turut
memberi apresiasi.
Jangan melulu mencari rupiah
tanpa mempedulikan konsumen/dampaknya. Tidak heran orang-orang yang berekonomi
lumayan lebih suka berlangganan dengan chanel tv dari luar. Karena beranggapan,
itu lebih layak dikonsumsi.
Inisih keresahan yang gua rasakan
sebagai konsumen. Bebas dong ber-opini.
Comments
Post a Comment