Posts

Showing posts from June, 2016

(Hampir) Kehilangan Dia

Kenapa kehilangan selalu menjadi hal yang menyedihkan ? Walaupun bukan kali pertama tapi tetap saja perasaan yang timbul karena kehilangan adalah perasaan sedih. Tidak peduli kehilangan apapun. Kehilangan barang, kehilangan uang, kehilangan kesempatan, kehilangan teman, kehilangan hal terkecil atau tersepele pun pasti akan menjadi hal yang menyedihkan (bagi orang yang berperasaan pastinya) “saat ini aku sedang dalam perasaan sedih”. “Karena kehilangan ?” “mungkin..Sebenernya aku tidak tahu pastinya, apakah aku sudah benar-benar kehilangannya atau hampir kehilangannya. Tapi tetap saja ini menyedihkan.” “apa itu hal yang berharga bagimu ?” “semua hal yang pernah singgah di hidupku, adalah hal berharga bagiku.” “benda atau orang?” “teman baru. Aku rasa kita berteman baru satu tahun. Sering dengarkan ? orang-orang bilang satu musuh kebanyakan sedangkan 1000 teman masih kurang. Demikian halnya dengan aku, aku gak pengen satupun temanku hilang dari hidupku ka

EGOIS

Semakin hari, semakin kutemui diriku egois. Semakin usiaku bertambah, semakin jelas kulihat sisi egoisku. Egois dalam segala hal. Saat aku masih kanak-kanak, yang kutahu hanya berbagi. Seolah-olah aku tak membutuhkan apapun untuk diriku sendiri. Selama aku bisa main dan bercengkerama dengan teman dan keluargaku itu udah lebih dari cukup. Tidak ada hal yang aku tahan untuk diriku sendiri. Disaat masa kanak-kanak ku mulai berakhir, sifat egois mulai bertumbuh dengan sendirinya. Aku terlalu melihat diriku sendiri. Aku selalu mencari hal yang bisa menyenangkanku tanpa memikirkan orang lain. Bahkan tanpa aku sadarin, aku seringkali melukai orang-orang terdekatku demi kesenanganku sendiri. Sekarang, aku mulai beranjak dewasa sifat egoisku juga tampaknya tumbuh sesuai usiaku. Ada banyak sekali hal yang terlalu ke-aku-an. Bahkan hampir saja aku melupakan semua orang disekitarku demi memikirkan diriku sendir. Setiap harinya, banyak sekali rencana yang aku susun untukku sendir

Buber Kelas (Sipil B12)

Image
Di masa masa bulan puasa ini, tau dong hal apa yang paling dinanti-nanti.  Buber salah satunya. Ia buber. Buber alias buka bersama / buka bareng tidak hanya bagi orang yang sedang menjalani puasa, bahkan orang-orang yang tidak puasa pun sering kali ikut buber. Kenapa ? kalau menurutku sih, ya kebersamaannya yang dicari. Momennya tersebut. Karena gak tiap hari jugakan kita ngadain buber. Biasanya buber itu banyak macamnya, buber kelas, buber kos, buber temen deket, dll. Nah, hari ini saya ada buber kelas. Jarang-jarang lho, kita satu kelas bisa makan di satu meja yang sama. Walaupun hari ini juga tidak 100% lengkap orang-orang yang ikut buber. Yang gak ikut pun karena ada alasan yang cukup bisa diterima. Kerja. Ya, mereka gak ikut karena kerja. (Semoga kita-kita juga cepet nyusul mereka ke dunia kerja yaa..) Lumayan seru sih, bisa ketemu anak-anak kelas, soalnya udah jarang ketemu di kampus. Karena memang udah angkatan tua dan jadwal ke kampus paling hanya urusan skripsi ataupun n

Kecewa, kemudian benci, lalu dendam.

Aku rasa semua orang pernah mengalami yang namanya kecewa. Kecewa pada orang-orang disekitar, ataupun kecewa pada hal-hal lainnya. Menurutku kecewa bisa dibagi menjadi 3 tingkatan. Pertama, kecewa karena hal kecil. Mungkin dalam dua atau tiga hari, rasa kecewa itu berangsur-angsur akan menghilang lalu kita akan bisa bersikap biasa lagi seperti sediakala. Jadi hanya sebatas kecewa. Kedua, kekecewaan yang tingkatnya lebih besar dari yang pertama. Mungkin kekecewaan ini   muncul karena hal yang lebih besar/serius. Misalnya, kau pernah dilukai oleh orang lain dan kau bisa memakluminya. Tapi di waktu berikutnya, dia kembali melukaimu dengan dengan hal yang lebih serius, ini menyebabkan rasa kecewa akan semakin serius. Jika hal ini berulang lagi, kalau aku pribadi akan muncul rasa tidak suka alias benci. Ketiga   Lalu di tahap berikutnya jika kecewa yang sangat luar biasa, dan sampai tak bisa ditolerir lagi. Kecewa ditingkat ini, aku rasa akan menimbulkan dendam. Dendam se

kurindu

Image
(sumber : google) Satu hari, Dua hari,. Tiga hari,.. …. Ratusan hari..hingga aku tak bisa menghitungnya lagi,. Hanya ada satu rasa. Satu gejolak di hatiku. RINDU. RINDU.. Aku merindukanmu seperti orang gila, seperti orang bodoh. Ini melelahkan, tapi aku tak bisa berhenti untuk merindumu. Aku telah mengalihkan rasa rinduku dengan banyak hal. Dengan mendengarkan musik, dengan menonton film, dengan menyibukkan diri, tapi semua hal bodoh yang aku lakukan hanya akan mengarah padamu, dan semakin merindukanmu. Sepi, Hatiku kosong, Air mataku terlalu banyak hingga tak habis-habisnya untuk menangisimu. Kurindu, Aku katakan, kurindu.. Siapa yang harus aku tuntut ? Waktu ? …… karena waktu yang tak pernah memihak padaku ? Atau aku harus menuntutmu yang tak pernah merasa ? Atau pada malam yang tak pernah menyampaikan rinduku ? Kurindu..